Mengenai Andy MSE

Andy MSE lahir di Boja, Kendal, pada tahun 1969. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA 3 Semarang, ia melanjutkan studinya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Semarang, dan sempat pula menempuh pendidikan di Fakultas Ushuluddin dan Humaniora, IAIN Walisongo (sekarang UIN Walisongo).


Pada tahun 1995 hingga 2001, Andy MSE bekerja di sebuah perusahaan eksportir kopi, yang menjadi pengenalannya pertama kali ke dunia perkopian. Di luar lingkungan perusahaan, dalam periode yang sama, Andy MSE mendalami manajemen strategis dan ilmu ekonomi, yang kemudian memperkaya pemahamannya dan menjadi bekal penting dalam karier selanjutnya. 

Pengalamannya tambah berwarna melalui keterlibatannya di Persyarikatan Sekolah Rakyat, sebuah NGO nasional, sejak tahun 2001 hingga 2018. Selama di NGO tersebut, Andy MSE aktif dalam berbagai kegiatan pendampingan masyarakat, yang sekaligus mengasah keahliannya sebagai pendamping dan konsultan, khususnya di bidang manajemen UMKM.

Pada tahun 2007, Andy MSE mencoba membuka usaha kedai kopi di Surakarta, namun usahanya tersebut gagal. Pada waktu itu kedai kopi belum sepopuler sekarang. Pada tahun 2015, Andy MSE kembali terjun ke dunia kopi yang awalnya untuk membantu seorang teman yang ingin membuka kedai kopi. Ia mulai mengolah kopi sendiri dengan menggunakan biji kopi dari berbagai daerah di Indonesia.

Usahanya berkembang, dan pada 2016, ia membuka usaha kopi mandiri, dengan fokus pada kopi lokal dari kawasan Gunung Ungaran, khususnya dari wilayah Singorojo, Boja, dan Limbangan (Siboli) di Kabupaten Kendal.

Pandemi Covid-19 yang berlangsung dari tahun 2020 hingga 2023 memaksa Andy MSE menutup kedai kopi yang ia kelola dan beralih sepenuhnya ke bisnis produksi kopi. Di bawah bendera LowCost, ia meluncurkan kopi dengan label Indie Java dan Matoyah. Selain produk kopi, LowCost juga mengembangkan produk minuman herbal bernama Serelime, serta frozen food dengan label Savory.

Di awal pandemi, pada 2020, Andy MSE turut mendirikan Komunitas Kopi Siboli, sebuah wadah bagi para pelaku usaha dan pemerhati kopi, mulai dari petani kopi, pemroses, roastery, hingga barista dan penikmat kopi di wilayah Singorojo, Boja, dan Limbangan. Komunitas ini bertujuan menyatukan visi dan misi para pelaku usaha kopi di daerah tersebut, dengan harapan dapat meningkatkan pamor Kopi Kendal yang kala itu belum banyak dikenal. Keterlibatannya di komunitas ini sangat mendukung efisiensi usaha terutama dalam memperoleh bahan baku dan standarisasi pengolahan kopi. 

👉🏻👉🏼👉🏽👉🏾👉🏿 SIBOLI
👉🏻👉🏼👉🏽👉🏾👉🏿 Komunitas Kopi Siboli
👉🏻👉🏼👉🏽👉🏾👉🏿 Katalog Produk LowCost


Konsultasi online dan pembelian produk, silakan kontak Whatsapp:

KOPI

Robusta - Arabika - Liberika - Ekselsa

Tanaman kopi (genus Coffea) memiliki lebih dari 100 spesies, tetapi yang memiliki nilai perdagangan penting adalah Kopi Arabika (Coffea arabica) & Kopi Robusta (Coffea canephora serta spesies lain dalam jumlah relatif sedikit yaitu Kopi Liberika (Coffea liberica) & Kopi Ekselsa (Coffea excelsa)
  • Arabika

    Kopi Arabika (Coffea arabica) merupakan jenis kopi yang paling terkenal & dihargai di dunia. Arabika mendominasi sekitar 60–70% dari produksi kopi global. Arabika cocok ditanam di dataran tinggi di atas 800 mdpl.
    [...selengkapnya]

  • Robusta

    Kopi Robusta (Coffea canephora) adalah jenis kopi yang populer di dunia, banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia. Kopi Robusta dikenal karena rasa yang kuat & kandungan kafein yang tinggi.
    [...selengkapnya]

  • Liberika

    Kopi Liberika berasal dari Afrika Barat, tetapi kini juga dibudidayakan di beberapa negara Asia termasuk Indonesia. Kopi ini memiliki karakter unik yang relatif berbeda dengan Arabika & Robusta.
    [...selengkapnya]

  • Ekselsa

    Ekselsa dulunya dianggap sebagai sub-varietas dari Liberika, kemudian diklasifikasikan sebagai spesies yang berbeda. Namun, Ekselsa sering kali tetap dianggap sebagai kelompok kopi Liberika.
    [...selengkapnya]